Langsung ke konten utama

Postingan

Hanya Diskusi Fiktif

Ini saya mau cerita fiksi aja, fiksi itu artinya bukan kisah nyata. Misal, ada laki-laki duduk di tepi pantai, lalu ada warga yang mau ajak ngobrol, sekedar melepas penat dan ngajak diskusi santai aja. Jadi gini. Anggap aja warga di pantai itu namanya B. Laki-laki yang duduk di tepian pantai namanya A. Ok, kita mulai diskusi mereka ya. A: pak, jadi warga disini sudah berapa lama? B: ya sejak dari lahir. Jadi anak pantai sudah lama. Kadang bosan juga sama pantai. A: lah kebalik, saya anak kota. Justru mau ketenangan, ya carinya pantai pastinya. B: itulah manusia. Suka yang baru, takut hal yang sudah lama ia nikmati, bosan. Oiya saya mau tanya. Jawab aja, ga usah dipikir kemana mana, anggap aja obrolan santai, sekedar buang waktu aja. A: silakan pak... B: jika kamu punya saudara kaya, penghasilan perbulan dia melebihi gaji kamu, tapi dia jika dilihat agak bego aja mengelola keuangan, diatur sama istri seenaknya, dan kerjaanya jauh dari keluarga, tapi akhir akhir ini dia boyon...

Tahan Pada Proses

Pemimpin yang luwes itu jika mampu membaca kemampuan karyawannya. Mencocokkan kemampuan karyawan A dengan B, menjodohkan kemampuan mereka menjadi hal yang begitu mustajab hebat. Kemampuan kolaborasi ini yang saya sebut. Jarang ada pemimpin perusahaan yang seperti itu. Saya bertekad ingin punya keahlian itu. Latihan langsung adalah kuncinya. Menekan emosi sungguh susah namun jika tidak mulai dari sekarang ya kapan lagi?. Jika memulai dengan enak, tahan pada pelaksanaan proses, maka ujungnya akan baik juga. Masa depan juga akan cerah. By Rizki Wibisono 

Saya Hanya Mau Tunjukkan

Saya dulu berpandangan bahwa perempuan yang cantik itu perlu di amankan, jika dia beragama Islam maka wajib diamankan oleh keluarganya. Masalahnya jika dia berpenampilan menarik dan membuka auratnya (kelihatan rambutnya), maka lelaki berniat jahat pasti mengambil kesempatan lebih yaitu berpikiran ke arah seks, minimal dia melihat secara lama, memandang secara lama. Jika sekarang pola pikir saya ya juga tetap sama. Tapi itukan berkaitan dengan takdir ya, apakah dia di seriusin oleh lelaki yang pemahaman agama nya baik atau tidak. Masalahnya kedua adalah, jumlah lelaki dan perempuan jelas timpang. Perempuan semakin banyak. Menambah pusing laki-laki. Entah masalahnya dia soal memilih atau minder karena hartanya jauh dibandingkan perempuan yang disukai. Dunia oh dunia. Duli saya lihat perempuan yang saya suka sungguh banyak, sekarang ya sama, bahkan jumlah perempuan yang cantik makin bertambah. Tapi ada juga yang saya pandang dulu cantik, sekarang malah biasa saja. Singkatnya, ...

Itulah, keliru tempatnya

Bagus kan? Ini saya dapatkan sepulang ke Surabaya. Kemarin baru sampai. Mudik memang melelahkan di perjalanan. Apalagi pada saat sampai rumah. Debu banyak. Seprei springbed kotor. Perlu di sedot debunya, seprei perlu diganti. Motor wajib dipanaskan. Jika tidak, besok tidak bisa digunakan. Mainan anak berdebu. Lantai kotor, wajib di pel pakai pembersih. Tapi tidak mengapa.  Yang menjadi obat adalah gambar di atas. Syukurlah bisa mengambil momen penting itu. Pemandangan yang diberi Sang Maha Indah. Saya suka. Saya terkesima. Dan ini wajib dibagikan pada khalayak umum. Oiya, kemarin saya lihat status teman. Teman kantor tepatnya. Dia masih muda. Sekitar 24 tahun. Belum menikah, mempesona, tapi saya melihat keganjilan dalam pola pikirnya. Kesannya masih mencari jati diri pada beberapa bidang yang ia suka. Nampaknya dia suka investasi, kuliah level lanjutan, bersolek, Instagram, dan finansial. Bagi saya sih boleh saja membahas itu semua. Tapi apakah tidak capek?....

Jika Punya Uang Sebesar 37 Milyar

Apa yang saya pikirkan? No, no, no, gambar di atas hanya sebagai pemanis saja, saya tidak membahas soal makanan. Mau bahas yang lain saja. Jangan terkecoh. Dalam hidup ini saya sekelebat membayangkan tentang banyak hal. Untuk hari ini saya memikirkan tentang ketenangan hidup jika punya uang 37 Milyar. Bagaimana alokasi dan mengelola sebanyak itu?. Langkah pertama saya adalah sedekah dulu. Saya punya prinsip apa yang didapatkan wajib di sedekahkan 2,5% dulu. Hati tenang, hak orang pun sudah disampaikan. Terserah mau diberikan pada lembaga atau kepada orang-orang yang menurut kita perlu dibantu. Kemudian yang kedua, sisihkan untuk dana darurat 10% dari uang yang didapat dan tidak bersifat pakem, dapat diubah kok. Lalu ketiga, kebutuhan pokok. Jika per bulan kebutuhan rumah tangga kita adalah 11 juta, maka tinggal kalikan 12 saja untuk 12 bulan itu. Sisa uangnya investasikan pada sektor saham yang rajin bagikan dividen (bagi hasil), beli emas, properti yang dapat di sewakan se...

Perlu Kesabaran

Keluarga itu bagusnya adalah saling mendukung. Keluarga itu tidak boleh menjatuhkan. Namun jika ada yang berkata salah, apakah perlu menegur?, ya wajib. Harus ditegur. Jika tidak ditegur maka yang bersangkutan akan melakukan kesalahan lagi. Akan menyakiti hati banyak orang lain. Maka perlu ditegur. Memang perlu kesabaran. Perlu tidak marah. Jangan berontak. Jika marah maka kita sendiri yang rugi. Kesabaran memang perlu latihan, tapi ujiannya memang dadakan. By Rizki Wibisono 

Musuh Yang Nyata

Rasa-rasanya jika tidak menulis itu ada yang hilang. Entahlah menulis apa juga tidak masalah, namun pastikan ada nilai tambah bagi diri sendiri. Itu yang penting. Bicara soal foto di atas, itu adalah foto ikonik di Banjarmasin, bangunan yang menjadi ikon khas kota Banjarmasin. Menara pandang. Kenapa saya harus foto itu? Ini menandakan saya adalah orang yang dibesarkan di Banjarmasin, lahirnya saja di Surabaya, darahnya darah Jawa. Di besarkan dari keluarga berdarah Jawa. Namun jelas terpapar bin terpengaruh oleh budaya Banjar. Bahasa dan logat bicara saya juga asli Banjar. Orang juga bakal mengira saya sebagai orang Banjar, tapi bakal bingung jika melihat nama Wibisono. Itu khas orang Jawa namanya. Tinggalkan soal asal usul saya. Tidak terlalu penting.  Sekarang melompat berbicara soal mobil. Teman istri saya sudah berganti mobil. Mungkin itu mobil pribadinya, sebab teman istri saya itu adalah laki-laki yang punya istri bekerja sebagai guru PNS juga. Secara pandangan or...