Saya dulu berpandangan bahwa perempuan yang cantik itu perlu di amankan, jika dia beragama Islam maka wajib diamankan oleh keluarganya. Masalahnya jika dia berpenampilan menarik dan membuka auratnya (kelihatan rambutnya), maka lelaki berniat jahat pasti mengambil kesempatan lebih yaitu berpikiran ke arah seks, minimal dia melihat secara lama, memandang secara lama. Jika sekarang pola pikir saya ya juga tetap sama. Tapi itukan berkaitan dengan takdir ya, apakah dia di seriusin oleh lelaki yang pemahaman agama nya baik atau tidak. Masalahnya kedua adalah, jumlah lelaki dan perempuan jelas timpang. Perempuan semakin banyak. Menambah pusing laki-laki. Entah masalahnya dia soal memilih atau minder karena hartanya jauh dibandingkan perempuan yang disukai.
Dunia oh dunia. Duli saya lihat perempuan yang saya suka sungguh banyak, sekarang ya sama, bahkan jumlah perempuan yang cantik makin bertambah. Tapi ada juga yang saya pandang dulu cantik, sekarang malah biasa saja. Singkatnya, turun derajat kecantikannya. Itulah yang namanya dimakan oleh waktu dan momentum. Dulu dikira cantik sampai sekarang eh ternyata enggak. Enggak bisa dipertahankan kecantikannya.
Itulah mengapa ada yang bilang, kecantikan perempuan itu sementara saja. Yang abadi adalah Akhlakul Karimah nya yang baik. Jika ditambah wajahnya cantik, Akhlakul Karimah nya juga cantik, itu bonus namanya. Beruntung laki-laki mendapatkan seperti itu.
Kalau ada yang tanya, kamu kenapa sih Wib nulis soal perempuan tapi gambarnya koper di bagasikan?. Tenanglah, itu hanya tipuan semata saja. Saya mau tunjukkan, istilah don't judge the book from the cover masih berlaku. Hehe.
By Rizki Wibisono
Komentar
Posting Komentar