Sabtu pagi ini memang cerah. Banyak orang berduit mengisi waktunya dengan rehat sejenak. Menikmati masa hidup dengen gelimang harta di sebuah instrumen investasi bernama saham. Namun di suatu waktu di masa depan, akan terjadi dimana dunia tidak memakai lagi yang bernama digital. Semua serba manual. Maka alat tukar yang masih bisa bertahan adalah emas.
Beruntung yang memiliki tabungan Dinar dan dirham. Kedua alat itu sah untuk alat tukar, sehingga beli barang apa saja bisa. Namun jika aset berupa digital, ini sangat susah. Jika terjadi sebuah trouble/masalah, maka aset akan hilang. Maka cara orang dulu dan ditambah dengan sabda Nabi sebagai dasar adalah sah untuk selalu diikuti.
Digital itu ada kaitannya dengan handphone, jika handphone hilang, kita lupa ingatan maka semua aset akan hilang, inilah yang dinamakan risiko besar. Jika beli emas, maka saudara kita tahu, istri tahu anak tahu, jika nauzubillah kita hilang ingatan, maka saudara bisa membantu untuk mengingatkan, menaruh dimana dan hendak dibelikan apa.
Risiko berinvestasi memang ada. Beli emas dan diletakkan pada tempat yang bahaya, justru akan hilang. Namun jika aset berupa digital, itu risikonya pada eksternal yang kita tidak tahu, akan menyesal dikemudian hari. Menaruh di tempat yang salah. Saya tidak anjurkan menaruh uang dalam bentuk crypto dan bitcoin, sungguh berbahaya, underlaying atau dasarnya tidak ada. Sangat mudah untuk dimanipulasi angka pergerakan asetnya. Beda dengan emas, semua dunia dan semua orang tahu akan menggunakan di waktu akan datang. Emas dan cash adalah raja.
By Rizki Wibisono
Komentar
Posting Komentar