Langsung ke konten utama

Thanks and Implementation

This is me talking about other people. All right, let's get started. Some people work in a company, the position is the staff. He strives to be the best among his friends. Whatever that is. For me, it is a good life attitude choice and needs to be appreciated. 

On the one hand, when he returns home, he yearns to earn more money. He knows how but collided with his laziness. But slowly he can rise from the negative point of view of being lazy. He can rise to always act and make his life better than before. 

He always tries to get closer to Allah. He always improves his attitude toward the world. He always accepts what Allah has ordained for him. He also always acts smart in everything he will do. To me, that is a great attitude. 

Sometimes, the salary in a company is big but the risk is big. There is also a salary in a medium company, with a mediocre salary but close to family and low risk of work. It is reasonable. It's an open secret. What we need to stay away from is when we get a big salary, but we realize that it doesn't deserve us because our actions are not as big as the salary we get. 

Humans are dissatisfied, sometimes rarely grateful, but when given a disaster, they immediately approach God. Then ask to be lightened his burden of life. That is a fact in the world. 

For me, living in this world requires a lot to be grateful for. Because with a lot of gratitude, grace will be obtained from God in ways that we do not expect. It is magical, beyond human reason. This is what is called beyond human control. 

Our job is only to pick up a fortune. Act according to the rules of Islamic law and be grateful by increasing worship. If everything is done well and consistently, everything will have a positive impact on those who run it.

***

Ini saya membicarakan orang lain. Baik, kita mulai saja. Ada orang yang kerja di sebuah peruahaan, jabatannya adalah staf. Ia beruaha untuk menjadi yang terbaik di antara teman-temannya. Apapun itu. Bagi saya itu adalah pilihan sikap hidup yang baik dan perlu di berikan apresiasi.

Di satu sisi ketika ia pulang ke rumah, ia mendambakan untuk mendapatkan uang lebih. Dia sebenarnya tahu caranya namun terbentur dengan rasa malasnya. Namun perlahan ia bisa bangkit dari sudut pandang negatif yaitu bersikap malas. Dia bisa bangkit agar selalu bertindak dan menjadikan hidupnya lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya.

Ia selalu berusaha untuk mendekatkan diri pada Allah. Ia selalu memperbaiki sikap hidupnya pada dunia. Ia selalu menerima apa yang telah ditakdirkan Allah padanya. Ia juga selalu bertindak cerdas atas segala yang akan ia lakukan. Bagi saya itu adalah sikap yang bagus.

Kadang-kadang, gaji di sebuah perusahaan ada yang besar namun besar risikonya. Ada juga dapat gaji di sebuah perusahaan sedang, dengan gaji yang biasa saja-namun dekat dnegan keluarga dan risiko kerjanya kecil. Itu wajar. Sudah menjadi rahasia umum. Yang perlu kita jauhi adalah ketika mendapatkan gaji besar namun kita sadar hal tersebut sebenarnya tidak pantas kita peroleh karena tindakan kita tidak sebesar gaji yang diperoleh.

Manusia itu letaknya tidak puas, kadang jarang bersyukur, namun ketika diberikan musibah langsung mendekat pada Allah. Kemudian meminta agar diringankan beban hidupnya. Itulah yang sudah menjadi fakta di dunia.

Bagi saya sendiri, hidup di dunia perlu banyak bersyukur. Sebab dengan banyak bersyukur, anugerah akan didapatkan dari Allah lewat jalan yang tidak kita sangka. Sifatnya ajaib, diluar nalar manusia. Inilah yang dinamakan diluar kendali manusia.

Tugas kita hanyalah menjemput rejeki. Bertindak sesuai aturan syariat Islam dan bersyukur dengan memperbanyak ibadah. Jika semua dilakukan dengan baik dan konsisten, semua akan memberikan dampak positif bagi yang menjalankan.

*Wibi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Menulis

Pada awalnya saya ingin menuliskan sesuatu yang membuat semua orang tertawa, tapi makin kesini tulisan saya mengikuti apa kata hati saya. Saya memiliki hati yang mau berbuat A, pasti tulisannya mengarah ke A juga. Tulisan terjadi dari sebuah proses bacaan dan pengalaman hati. Jika hati berkata B maka tulisan juga rasanya memiliki rasa B. Suatu saat saya akan bisa menyimak tulisan saya sendiri berdiri di kaki sendiri di blog saya sendiri. Justru malah hebat dibandingkan beberapa tahun lagi. Bahkan seabstrak mungkin pasti akan dimengerti orang banyak nanti. Semua ini perlu waktu, bahkan perlu ketelatenan. Menulis itu sangat susah bagi yang belum pernah mencoba. Bahkan jika ingin menulis di IPad yang justru kita jarang menamainya, hasilnya justru tidak baik. Sama halnya dengan bermain gitar, jika sudah membeli tapi jarang berlatih, itu tidak akan berhasil. Percuma membeli tapi tidak dipakai untuk belajar dan bahkan memegangnya saja tidak pernah. Itu sungguh kacau. Dunia ini as

Menulis

Jujur saya bingung, tulisan apa yang dampaknya besar?. Boleh jadi tulisan yang sering diterbitkan dan disosialisasikan. Mungkin itu sudah jadi formula paten. Hanya saja belum banyak yang melakukannya. Padahal soal itu menjadi formula yang baik bagi calon penulis. Penulis yang sudah mapan dari segi apapun mengetahui bahwa menulis adalah caranya di kenal manusia banyak di permukaan bumi ini. Jika raga sudah tidak ada di bumi, maka hasil karya yang menjadi senjatanya. Bahkan dapat mengubah dunia dengan mempengaruhi orang lain. Saya awalnya bingung, hendak menjadi penulis abadi dengan juga menjadi pegawai swasta ataukah menjadikan profesi penulis sebagai hobi saja, yang dimana dapat duit maka itu sudah menjadi syukur yang tiada terkira. Memang betul, menulis itu dikembalikan lagi dengan alasan dasar. Alasan dasar itulah yang menjadi bekal bertahan. Jika alasan dasarnya tidak kuat, menjadi penulis itu seperti musiman saja. Jika ada mood maka melakukan. Jika tidak mood, maka sant

Menilai Misteri Manusia

Tulis saja jangan ragu, tulis saja jangan pedulikan, jika konsisten maka akan menjadi sebuah tulisan dan sikap.  Saya bersyukur bisa menulis. Saya bersyukur punya iPad. Saya juga bersyukur bisa menebak apa kehendak keesokan hari saya ini. Mau ini dan itu asal bersabar dan ada usaha maka akan terkabulkan. Akan tunai hajat.  Dunia ini memang penuh emosi. Kehendak manusia beraneka ragam, sehingga membuat saya kadang bingung sendiri. Tapi tenang saja, saya tidak marah, yang saya takutkan adalah saya tidak melakukan apapun, yang dimana hanya bisa duduk saja. Jauhkan bala melakukan hal tiada manfaat itu. Soal tiada manfaat, teringat pula dengan sosok manusia yang pernah berkenalan dengan saya. Panggil saja dia X, kelakuannya mungkin sudah berubah saat ini karena sudah bekerja dia itu. Jika dulu, ya salam, sungguh tidak pas untuk ditiru. Paling banyak omong ya dia, paling sering buat jengkel ya dia. Goblok akademik ya dia juga. Persis sekali dengan manusia yang tidak diharapkan ada. Namun kal