Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Tiap Manusia Adalah Guru

Kurang lebih seperti ini apa yang saya kerjakan di Minggu hari. Bersama anak. Nonton Upin dan Ipin.  Anak sedang nonton. Saya lanjutkan menulis. Memang seru jika asyik dalam kegiatan yang berbeda. Lokasi sama kegiatan yang beda. Anak memang suka Upin dan Ipin. Saya suka nulis. Anak senang saya juga senang. Semua berjalan lancar. Capek duduk kami berdiri. Capek nonton kami pulang. Sederhana sekali. Kalau ini suasana tempat duduk. Sebelahnya taman prestasi. Banyak anak bermain. Cukup seru. Dan juga rapi. Pagi ini begitu cerah. Tidak mendung. Tidak juga gerimis. Cukup nyaman dijalani.  Sebenarnya saya ingin menulis sekaligus membaca. Tapi tak apa. Satu-satu dikerjakannya. Itu akan lebih baik. Setelah hari Pahlawan banyak sekali acara pemerintah kota Surabaya. Ada jalan kaki dan bagi doorprize hadiah tentunya. Dalam rangka hari Pahlawan tentunya. Suasana meriah jika di Kota Surabaya apalagi jika hari Minggu pagi dan malam minggu. Semuanya ingin santai setelah penat

Menyudahi Tugas di Kota Bima

Perjalanan saya begitulah menyenangkan. Begitulah membawa hati ini makin terambung. Bak hujan ketemu tanah, kerinduannya melihat tanah yang kering kerontang. Seperti itu pula saya sebagai hujan menuju tanah. Alhamdulillah saya bisa kembali ke Surabaya selepas selesai lakukan tugas perusahaan. Yang berjudul assessment terminal. Di sana saya lampirkan gambar jalan kota Bima, yang disebut kota tepian laut. Di jalan sama lah saya terkesima lihat deburan ombak pantai yang menghantam dermaga kota. Saya betul terkesima juga dengan hembusan angin pantai. Lembah di atas jalan kota Bima saat ini sudah menghijau. Unik dan sakral. Tanda hendak musim panen lagi. Jika musim panen tiba, truck lebih banyak lagi seliweran. Tanda mereka angkut hasil bumi ke Jawa, orang Jawa membeli dengan harga wajar. Tentu mereka (orang Jawa) bawa kapal dari pulanya. Menuju Bima.  Bima memang kotanya hasil bumi jagung, kacang tanah dan aneka tanaman lainnya. Alangkah indah lagi jika saya melihat proses angk

Lombok Airport

Kira-kira suasana ruang tunggu Lombok Airport demikian lah update terakhir. Ini tulisan langsung di Lombok Airport. Langsung saya upload. Tanpa pikir dan edit meng edit. Ya, langsung. Saya sering transit ke Lombok, tujuan ke Bima tentunya. Balik ke Surabaya juga begitu, transit di Lombok dulu. Tapi pasti sampai sore datangnya pesawat Wings itu. Tidak apa, bagus saja karena belum banyak peminatnya ke Bima. Garuda Indonesia juga ada, mereka tujuannya ke Jakarta, Denpasar. Setau saya itu saja. Senang sekali saya lihat panorama jenis wajah manusia. Ada yang cemas terlambat, ada cemas jaga anaknya yang hilir mudik kemari. Ada juga yang sibuk baca. Kalau saya sibuk nulis jika ada ide seliweran. Bagi saya nyaman ketika nulis di bandara. Tempat yang kadang ramai. Kadang sepi.  Senang juga saya ber cengkrama dengan petugas bandara. Petugas cleaning service. Petugas customer service dan banyak hal. Mereka semua membantu ketika saya sedang membutuhkan

Writerpreneur

Jika seseorang resign, apakah ia akan mendapatkan masalah baru, di sebuah pekerjaan baru-walau itu adalah usaha dia sendiri?, Jawabannya ya jelas. Mungkin ia akan bebas dari perintah orang lain, namun bisa jadi dapat cemooh, protes dari pembeli yang membeli barang rusak dan atau penjualnya tidak bisa membangun sistem, sehingga dia masih dalam hal dagang, tidak bisa disebut pengusaha. Sebab pengusaha menciptakan sistem, pikirannya kompleks, dia hanya memikirkan, sedangkan yang bekerja adalah stafnya. Apakah saya sendiri bisa melakukan hal tersebut?. Ada yang sebut bahwa saya tidak cocok. Sebab orangnya introvert, itu pendapat orang. Kalau saya jelas menampik, sebab suatu hal yang jika dilakukan dengan konsisten maka akan berhasil. Walau saya juga tidak tahu hasilnya. Yang jelas jika sebuah karya, jualan, dagangan yang di sampaikan pada orang lain, maka orang lain akan mengenali. Kuncinya ada di kita, apakah kita memasarkan ataukah tidak. Itu sudah menjadi kunci dasar berniag

Personal Memoar

Entahlah apa yang membuat saya penasaran dengan kota Mekkah, Madinah dan Paris. Seakan ada daya tarik yang begitu kuat menuju ke sana.  Jika istri saya tidak suka berlama-lama ke sebuah kota yang diidam-idamkan dan berujung ingin balik ke Banjarmasin, maka sudahlah saya yang harus ikuti apa kata hati yakni berkunjung lama ke sebuah kota yang bernama Mekkah, Madinah dan Paris. Baik. Untuk menuju ke sana perlu uang dan nafkah pada keluarga tetap harus jalan. Kedua hal tersebut haruslah realistis dicapai. Mulai dari apa yang akan dikerjakan-yang jelas menghasilkan keuntungan dari material-duit dan kepuasan diri sendiri. Maka muncul pertanyaan. Usaha apa yan dilakukan agar mampu berlama-lama di Mekkah, Madinah dan Paris. Tiada lain tiada bukan adalah tidak bisa mengharapkan gaji bulanan. Justru gaji bulanan hanya habis untuk keperluan pokok saja. Maka harus ada usaha tambahan. Berjualan, berbisnis dan berniaga adalah kunci. Kemudian dari sekian banyak materi yang saya dapat dan

This World

I'm at a loss to face this all.  Maybe many ask, what am I  confused about?,  I answer with that this is a matter of how  to  increase the  reward to be comfortable in the afterlife later?. I  think  about this  because my personal basis is to think about the term of the  event. I know the world is only a temporary event.  Not long.  Living in the world is also  for a while, there is no need for much business with humans. If you want to live comfortably in the afterlife, and the pahala  flows on, the answer is that cellalu shares useful knowledge, distributes money for the   benefit of human beings in need and  educating   children, so that children will always pray for their parents to be  dead. Living in the world must be intelligent and diligently busy ourselves with things that add reward  to us, of course,  this is all because of God's blessings.   But being smart living in this world  is a long way to go.  Because in this world  there are so many  temptati