Entahlah apa yang membuat saya penasaran dengan kota Mekkah, Madinah dan Paris. Seakan ada daya tarik yang begitu kuat menuju ke sana.
Jika istri saya tidak suka berlama-lama ke sebuah kota yang diidam-idamkan dan berujung ingin balik ke Banjarmasin, maka sudahlah saya yang harus ikuti apa kata hati yakni berkunjung lama ke sebuah kota yang bernama Mekkah, Madinah dan Paris.
Baik.
Untuk menuju ke sana perlu uang dan nafkah pada keluarga tetap harus jalan. Kedua hal tersebut haruslah realistis dicapai. Mulai dari apa yang akan dikerjakan-yang jelas menghasilkan keuntungan dari material-duit dan kepuasan diri sendiri.
Maka muncul pertanyaan. Usaha apa yan dilakukan agar mampu berlama-lama di Mekkah, Madinah dan Paris. Tiada lain tiada bukan adalah tidak bisa mengharapkan gaji bulanan. Justru gaji bulanan hanya habis untuk keperluan pokok saja. Maka harus ada usaha tambahan. Berjualan, berbisnis dan berniaga adalah kunci.
Kemudian dari sekian banyak materi yang saya dapat dan disesuaikan dengan keinginan dalam diri, usaha yang menghasilkan duit dan hal itu sesuai dengan kemampuan diri adalah menulis.
Baik. Soal menulis memang dapat hasilkan duit yang banyak. Contohnya berjualan buku fisik atau e-book. Semua pasti bisa terlaksana asal konsisten dalam melakukan. Dan jangan putus asa. Tentu pula harus tahu trik marketing agar banyak yang beli buku jualan tersebut.
Baiklah. Saya memang jika menulis tidak tahu waktu, bisa seharian, itu jika niatnya dan tujuannya jelas.
Perlu diketahui niat dan tujuan saya dalam hasilkan duit melalui menulis di 'tampar' oleh rasa malas dan moody. Sebenarnya ini penyakit. Namun jika hal ini diceritakan se detail mungkin. Justru ini menjadi sebuah karya cerita tulis. Dan hasilnya dapa dibaca.
Di dalam diri ini memang juga tersimpan rasa ingin mempunyai buku yang banyak. Buku hasil karya sendiri tentunya. Terasa seperti orangtua yang melihat hasil anak, anaknya ya buku karya kita itu. Begitu nyaman dan syahdu jika melihat kumpulan karya sendiri.
Saya ingin mem booming kan genre karya tulis personal memoar. Menceritakan apa yang pernah saya lihat, apa yang pernah saya dengar, yang pernah saya nilai atau mungkin menceritakan keluh kesah dengan narasi fiktif agar orang yang jadi objek cerita tidak tersinggung.
Sungguh itu menjadi cita-cita luhur. Dan ketika saya menginjak usia tua, saya tersenyum bahagia, melihat kumpulan karya saya sendiri di bufet lemari kayu. Dan orang menanyakan, terutama tamu yang datang ke rumah, bukunya banyak ya, ya jelas it adalah karya hati saya. Lahir dari rasa rajin dan sifat terus berkarya. Wah, saya menunggu momen indah itu. Pasti memberikan kenyamanan dalam diri.
Komentar
Posting Komentar