Langsung ke konten utama

This World

I'm at a loss to face this all.  Maybe many ask, what am I  confused about?,  I answer with that this is a matter of how  to  increase the  reward to be comfortable in the afterlife later?. I  think  about this  because my personal basis is to think about the term of the  event. I know the world is only a temporary event.  Not long.  Living in the world is also  for a while, there is no need for much business with humans.

If you want to live comfortably in the afterlife, and the pahala  flows on, the answer is that cellalu shares useful knowledge, distributes money for the   benefit of human beings in need and  educating   children, so that children will always pray for their parents to be  dead.

Living in the world must be intelligent and diligently busy ourselves with things that add reward  to us, of course,  this is all because of God's blessings.   But being smart living in this world  is a long way to go.  Because in this world  there are so many  temptations.  The temptation of the  wife, the temptation of the child,  the temptation of   office that triggers us  to  act not  according to the  provisions of God's rules.

This world  already features human drama  that acts unfairly. This world has also  displayed a variety of phenomena that  we did not expect. This is what scares me.  Fear to  sin.  I'm afraid   I'm not favored by God.   This is a matter of the  heart, and   I am obliged to write it as proof of  my concern for the future in the hereafter.

Hopefully, this form of    worry will  disappear  quickly with all efforts to increase the practice of merit.  Aamiin.

The world is indeed full of temptations, I have become afraid of not being able to  control the world.  Indeed,  there are many ways,  it can be obtained from the ethics  of dealing  with scholars who hold fast to  all thoughts  and thoughtsof the  prophet Muhammad. 

I used to  read physical books a lot, but now I don't. I  read more  electronic books on social media.  Indeed, it  helps with dullness and boredom after returning home from work.

The world  also sometimes tempts me to  do things according to my lust.  But I'm  the  kind of human being who thinks a lot about  the big impact.  This is what makes  the  60%  hampir I would do end up not being  done.  Only 40% of  plans are done  carefully.  Because I know, if I  do that 60%,  and I  know that  I'm not an expert in   that     field-I have to learn a lot from the experts, and it takes time.  Then realistic thinking  is my way to survive.

I also had a lot of discussions with my wife,  even though we had different thoughts and intonations of  sound pressure,  we were able to get through it all. I   asked for more solutions and became a penentu problem.  Especially about the position in the office, I get a lot of  calm knowledge  from my wife.

Being grateful is the best way  to deal with turbulent passions. 

Being grateful for me is a  powerful way to overcome it all.

The world is indeed chaotic,  and it  has become more  and more messy recently.

But I'm trying to improve from the immediate environment first.  Avoiding the   imminent harm to  my family.

I am confident that with a  realistic and optimistic nature, I will  conquer all the potential problems that will arise.

**

Saya bingung menghadapi ini semua. Mungkin banyak yang bertanya, apa yang menjadikan saya bingung?, saya jawab dengan bahwa ini soal bagaimana cara menambah pahala agar nyaman di akhirat nanti?. Saya memikirkan hal ini karena dasar pribadi saya adalah memikirkan jangka panjang. Saya tahu dunia hanya peristiwa sementara. Tidak lama. Hidup di dunia juga sebentar, tidak perlu banyak urusan dengan manusia.

Jika ingin hidup nyaman di akhirat, dan pahala mengalir terus, jawabannya adalah selalu membagikan ilmu yang berguna, membagikan uang untuk kepentingan manusia yang membutuhkan dan mendidik anak, agar anak nanti selalu mendoakan orangtuanya ketika orangtua sudah meninggal.

Hidup di dunia harus cerdas dan rajin menyibukkan diri pada hal yang menambah pahala untuk kita, tentunya ini semua karena ridho Allah. Tapi menjadi cerdas hidup di dunia ini sangatlah perlu perjuangan. Sebab di dunia ini begitu banyak godaan. Godaan istri, godaan anak, godaan jabatan yang memicu diri kita untuk berlaku tidak sesuai ketentuan peraturan Allah.

Dunia ini sudah menampilkan drama manusia yang berlaku tidak adil. Dunia ini juga sudah menampilkan beragam fenomena yang sebenarnya kita tidak sangka. Hal inilah yang membuat saya takut. Takut untuk berbuat dosa. Khawatir diri saya ini tidak disukai oleh Allah. Ini urusan hati, dan wajib saya tuliskan sebagai bukti khawatir saya pada masa depan di akhirat nanti.

Semoga saja bentuk khawatir saya ini cepat hilang dengan segala upaya menambah amalan pahala. Aamiin.

Dunia memang penuh godaan, saya menjadi takut tidak bisa mengendalikan dunia. Memang banyak cara, hal itu bisa didapatkan ilmunya ketika berguru pada ulama yang pegang teguh segala pemikiran dan tindakan nabi Muhammad.

Dulu saya sering membaca buku fisik, namun sekarang tidak. Saya lebih banyak membaca buku elektronik di sosial media. Memang hal tersebut membantu kejemuan dan kejenuhan selepas pulang kantor.

Dunia ini juga kadang menggoda saya untuk melakukan sesuatu sesuai nafsu saya. Namun saya adalah tipe manusia yang banyak memikirkan dampak besarnya. Inilah yang membuat hampir 60% yang akan saya lakukan berujung tidak dilakukan. Hanya 40% rencana yang dilakukan dengan matang. Sebab saya tahu, jika mengerjakan 60% tersebut, dan saya tahu bahwa saya bukan ahlinya di bidang itu-saya harus belajar banyak pada ahlinya, dan itu perlu waktu. Maka berpikir realistis adalah cara saya untuk bertahan hidup.

Saya juga banyak berdiskusi dengan istri, walaupun kami berbeda pikiran dan intonasi tekanan suara, hal itu bisa kami lewati semua. Saya lebih banyak meminta solusi dan menjadi penentu masalah. Apalagi soal jabatan di kantor, saya banyak mendapatkan ilmu tenang dari istri saya.

Bersyukur adalah cara terbaik menghadapi nafsu yang bergejolak.

Bersyukur bagi saya adalah cara ampuh atasi itu semua.

Dunia memang kacau, dan akhir-akhir ini sudah makin berantakan.

Tapi saya mencoba untuk memperbaiki dari lingkungan terdekat dulu. Menghindari bahaya yang akan terjadi pada keluarga saya.

Saya yakin dengan sifat realistis dan optimis, saya akan menaklukan semua potensi masalah yang akan muncul. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potongan Kisah di Tiap Momen

Saya suka melihat foto yang saya ambil. Foto segelas kopi gula aren ini saya ambil waktu di cafe. Cafenya di area kantor. Yang punya bisnis adalah cucu perusahaan dimana saya bekerja. Jadi asyik saja gitu. Ingin ngopi yang seperti orang ya tinggal ke bawah saja. Membayar pakai uang digital di aplikasi. Aplikasinya milik perusahaan juga. Perusahaan saya ngasih uang makan per bulan di aplikasi itu. Jadi jika mau makan, tinggal buka aplikasi dan bayar, sama seperti QRIS. Metode bayar digital dari Indonesia. Jika saldo Rp 50.000, harga kopi Rp 20.000, saldo tersisa Rp 30.000. sangat sederhana. Sesi kepenulisan ini saya menikmati, posisinya di mall, sedang menunggu waktu tonton film. Film yang saya sukai rilisnya dan sequelnya. Mission Impossible tahun 2025. Bisa saja bagi saya nonton di web yang tidak berbayar alias gratis. Tapi kelamaan. Jadi bayar nonton di bioskop tidak masalah. Toh uang ada. Uang dari nabung maksudnya. Uang yang lebihan dan bisa dianggap sebagai uang letih atas bekerja...

Jangan Beli Crypto & Bitcoin, Tidak Ada Underlayingnya

Sabtu pagi ini memang cerah. Banyak orang berduit mengisi waktunya dengan rehat sejenak. Menikmati masa hidup dengen gelimang harta di sebuah instrumen investasi bernama saham. Namun di suatu waktu di masa depan, akan terjadi dimana dunia tidak memakai lagi yang bernama digital. Semua serba manual. Maka alat tukar yang masih bisa bertahan adalah emas.  Beruntung yang memiliki tabungan Dinar dan dirham. Kedua alat itu sah untuk alat tukar, sehingga beli barang apa saja bisa. Namun jika aset berupa digital, ini sangat susah. Jika terjadi sebuah trouble/masalah, maka aset akan hilang. Maka cara orang dulu dan ditambah dengan sabda Nabi sebagai dasar adalah sah untuk selalu diikuti.  Digital itu ada kaitannya dengan handphone, jika handphone hilang, kita lupa ingatan maka semua aset akan hilang, inilah yang dinamakan risiko besar. Jika beli emas, maka saudara kita tahu, istri tahu anak tahu, jika nauzubillah kita hilang ingatan, maka saudara bisa membantu untuk mengingatkan, menar...

Bertugas

(Suasana mau berangkat menuju bandara di subuh hari) (Suasana di bandara, proses melakukan pengecekan barang) Dasarnya jika kita berangkat kerja itu adalah ibadah, menunjukkan performa hebat profesionalisme, dan tujuan akhir perlu dikejar. Sebab kita tidak tahu namanya penilaian orang pada kita sendiri. Lebih baik tunjukan performa hebat saja tiap hari.  Tidak kalah penting juga adalah jika badan sedang tidak fit, maka antisipasi dengan minum obat. Istirahat yang cukup, maka semua akan aman saja. Jangan paksakan sesuatu pada badan jika tidak kuat. Badan adalah investasi. Pekerjaan dimanapun pasti ada hikmah. Pasti ada rejeki barokah diberikan Allah. Dan kita wajib mensyukuri itu. Jadilah orang cerdas yang berikan makna, bukan penderitaan pada sesama.  Saya yakin bahwa pelabuhan Ende nanti akan menemui rintangan besar karena faktor alam. Dan itu tidak bisa dipungkiri. Mempermak sebuah pelabuhan perlu perhitungan matang. Untuk situasi yang tidak menentu dari segi perekonomian ma...