If you want to
live comfortably in the afterlife, and the pahala flows on, the answer is that cellalu shares
useful knowledge, distributes money for the
benefit of human beings in need and
educating children, so that
children will always pray for their parents to be dead.
Living in the world must be intelligent and diligently busy ourselves with things that add
reward to us, of course, this is all because of God's blessings. But being smart living in this world is a long way to go. Because in this world there are so many temptations.
The temptation of the wife, the
temptation of the child, the temptation
of office that triggers us to act
not according to the provisions of God's rules.
This world already features human drama that acts unfairly. This world has also displayed a variety of phenomena that we did not expect. This is what scares
me. Fear to sin.
I'm afraid I'm not favored by
God. This is a matter of the heart, and
I am obliged to write it as proof of
my concern for the future in the hereafter.
Hopefully, this
form of worry will disappear
quickly with all efforts to increase the practice of merit. Aamiin.
The world is
indeed full of temptations, I have become afraid of not being able to control the world. Indeed,
there are many ways, it can be
obtained from the ethics of dealing with scholars who hold fast to all thoughts
and thoughtsof the prophet
Muhammad.
I used to read physical books a lot, but now I don't.
I read more electronic books on social media. Indeed, it
helps with dullness and boredom after returning home from work.
The world also sometimes tempts me to do things according to my lust. But I'm the kind of human being who thinks a lot
about the big impact. This is what makes the
60% hampir I would do end up not
being done. Only 40% of
plans are done carefully. Because I know, if I do that 60%,
and I know that I'm not an expert in that field-I have to learn a lot from the
experts, and it takes time. Then
realistic thinking is my way to survive.
I also had a lot
of discussions with my wife, even though
we had different thoughts and intonations of
sound pressure, we were able to
get through it all. I asked for more
solutions and became a penentu problem.
Especially about the position in the office, I get a lot of calm knowledge from my wife.
Being grateful is
the best way to deal with turbulent
passions.
Being grateful
for me is a powerful way to overcome it
all.
The world is
indeed chaotic, and it has become more and more messy recently.
But I'm trying to
improve from the immediate environment first.
Avoiding the imminent harm
to my family.
I am confident that with a realistic and optimistic nature, I will conquer all the potential problems that will arise.
**
Saya
bingung menghadapi ini semua. Mungkin banyak yang bertanya, apa yang menjadikan
saya bingung?, saya jawab dengan bahwa ini soal bagaimana cara menambah pahala
agar nyaman di akhirat nanti?. Saya memikirkan hal ini karena dasar pribadi
saya adalah memikirkan jangka panjang. Saya tahu dunia hanya peristiwa
sementara. Tidak lama. Hidup di dunia juga sebentar, tidak perlu banyak urusan
dengan manusia.
Jika ingin
hidup nyaman di akhirat, dan pahala mengalir terus, jawabannya adalah selalu
membagikan ilmu yang berguna, membagikan uang untuk kepentingan manusia yang
membutuhkan dan mendidik anak, agar anak nanti selalu mendoakan orangtuanya ketika
orangtua sudah meninggal.
Hidup di dunia
harus cerdas dan rajin menyibukkan diri pada hal yang menambah pahala untuk
kita, tentunya ini semua karena ridho Allah. Tapi menjadi cerdas hidup di dunia
ini sangatlah perlu perjuangan. Sebab di dunia ini begitu banyak godaan. Godaan
istri, godaan anak, godaan jabatan yang memicu diri kita untuk berlaku tidak
sesuai ketentuan peraturan Allah.
Dunia ini
sudah menampilkan drama manusia yang berlaku tidak adil. Dunia ini juga sudah menampilkan
beragam fenomena yang sebenarnya kita tidak sangka. Hal inilah yang membuat
saya takut. Takut untuk berbuat dosa. Khawatir diri saya ini tidak disukai oleh
Allah. Ini urusan hati, dan wajib saya tuliskan sebagai bukti khawatir saya
pada masa depan di akhirat nanti.
Semoga saja
bentuk khawatir saya ini cepat hilang dengan segala upaya menambah amalan
pahala. Aamiin.
Dunia
memang penuh godaan, saya menjadi takut tidak bisa mengendalikan dunia. Memang
banyak cara, hal itu bisa didapatkan ilmunya ketika berguru pada ulama yang
pegang teguh segala pemikiran dan tindakan nabi Muhammad.
Dulu saya
sering membaca buku fisik, namun sekarang tidak. Saya lebih banyak membaca buku
elektronik di sosial media. Memang hal tersebut membantu kejemuan dan kejenuhan
selepas pulang kantor.
Dunia ini
juga kadang menggoda saya untuk melakukan sesuatu sesuai nafsu saya. Namun saya
adalah tipe manusia yang banyak memikirkan dampak besarnya. Inilah yang membuat
hampir 60% yang akan saya lakukan berujung tidak dilakukan. Hanya 40% rencana
yang dilakukan dengan matang. Sebab saya tahu, jika mengerjakan 60% tersebut,
dan saya tahu bahwa saya bukan ahlinya di bidang itu-saya harus belajar banyak
pada ahlinya, dan itu perlu waktu. Maka berpikir realistis adalah cara saya
untuk bertahan hidup.
Saya juga
banyak berdiskusi dengan istri, walaupun kami berbeda pikiran dan intonasi
tekanan suara, hal itu bisa kami lewati semua. Saya lebih banyak meminta solusi
dan menjadi penentu masalah. Apalagi soal jabatan di kantor, saya banyak
mendapatkan ilmu tenang dari istri saya.
Bersyukur
adalah cara terbaik menghadapi nafsu yang bergejolak.
Bersyukur
bagi saya adalah cara ampuh atasi itu semua.
Dunia
memang kacau, dan akhir-akhir ini sudah makin berantakan.
Tapi saya
mencoba untuk memperbaiki dari lingkungan terdekat dulu. Menghindari bahaya
yang akan terjadi pada keluarga saya.
Saya yakin dengan sifat realistis dan optimis, saya akan menaklukan semua potensi masalah yang akan muncul.
Komentar
Posting Komentar