Hidup itu adalah amanah, menjalaninya perlu dengan Istiqomah, bukan dengan cara sembarangan, ada ilmunya. Hidup bertetangga juga wajib tahu area sekitar, tidak perlu menyiksa diri dengan tidak tahu menahu. Hidup memang begitu.
Saya seringkali membaca sekitar. Membaca pergerakan sosial yang ada di sekitar. Banyak yang mengagungkan ekosistem nya yang sudah enak. Sedikit peduli mungkin dengan ekosistem yang belum enak. Agak benci saya melihat kondisi sosial demikian. Tapi mau bagaimana lagi?, itu adalah temuan sehari-hari.
Kadang habis pulang dari kantor saya ingin menyendiri, membaca, main handphone sepuasnya, bermain dengan anak sambil tertawa ngakak, bermanjaan dengan istri dan tak lupa berdzikir. Itu membuat saya nyaman. Tapi apa daya?, rasa capek melanda, ingin tidur cepat rasanya, walhasil hanya bercanda kecil saja dengan keluarga, makan setelah itu tidur. Itu adalah ritme kehidupan yang tiap hari dirasakan.
Makna hidup memang dalam jika ditelisik. Hidup juga bisa tidak bermakna jika tidak disyukuri. Poin penting dalam hidup itu adalah apakah setiap kegiatan itu bermakna dan telah menggugurkan kewajiban?. Jika sudah maka oke saja. Jika tidak maka perlu evakuasi atau bahkan perlu teman yang siap dukung.
Saya dan kamu, saya harapkan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Mungkin hari ini lebih baik jika sudah beubah. Sebab kehidupan itu ada batasnya. Ada limitnya. Tidak melulu abadi. Hidup itu perjuangan yang dimana kita tidak boleh baperan atau bawa perasaan untuk mencapai 100% berhasil, harus siap dengan caci maki dan protes dari sisi manapun. Kita perlu ilmu untuk hadapi semua dan teman hidup untuk jadi lawan diskusi pemecah masalah.
Komentar
Posting Komentar