Menorehkan sesuatu itu memang memberikan tantangan tersendiri. Sebuah proses terasa nikmat jika kita mengerti arti proses itu sendiri. Menumbuhkan kecintaan pada suatu barang janganlah terlalu besar energinya, biasa saja, sebab itu cinta pada barang, terlebih pada makhluk hidup lainnya. Yang wajib paling besar itu adalah pada Yang Maha Kuasa.
Saya menganggap sebuah proses itu adalah teman, kadang menjengkelkan, kadang membuat tertawa, kadang membuat gemas, dan kadang kita ingin mendalam sebuah sifat kawan tersebut. Proses itu adalah sebuah kewajiban. Menuju mimpi memang melalui proses, bohong jika ada orang sukses tidak menyampaikan proses yang tidak pernah ia lalui. Anak presiden saja ketika menjabat sebuah jabatan kepala daerah melalui proses pemilihan terlebih dahulu. Terlebih pas hendak menjadi cawapres. Melalui proses mahkamah konstitusi, sebab sebelumnya seumuran anak presiden yang belum mencapai umur 40 tahun belum pernah maju. Hebat sekali ya politik dinasti itu. Selagi bapak atau ibu masih berkuasa, apapun bisa terjadi pada anaknya.
Saya pribadi yang lebih menyukai seorang perwakilan rakyat itu dipilih berdasarkan kesepakatan orang-orang berilmu. Sangat riskan jika dikembalikan pada masyarakat secara umum, itu artinya satu suara orang yang sering bermaksiat dan satu suara orang yang sering berbuat terhitung sama. Dimata sebuah sistem maka suaranya sama. Bahaya sistem itu ya seperti begitu. Jika yang memilih sebagian besar adalah manusia yang pemahamannya jauh dari syariat Islam, maka akan kacau sebuah negeri itu.
Kita ambil contoh ada sebuah negeri yang menolak ajaran nabi Luth, itu kaum nabi Luth, mereka suka berzina dengan sesama jenis. Sudah diberitahu oleh Nabi Luth untuk meninggalkan kegiatan maksiat itu, tapi apa daya, mereka menolak. Wajar Allah memberikan musibah. Musnah semua seisi negeri itu. Sungguh kacau memang.
Komentar
Posting Komentar