Langsung ke konten utama

Juanda Airport

 

Anything  that makes me love writing  is  something that's a good thing  for me. One of them is a  feeling of pleasure and or anxiety.

My shadow display   is at  Juanda airport.  Why is this view  displayed?, because I go to Juanda airport Surabaya very  often  .  The goal is to do what?, the answer is the official duties of the  company, conducting occupational safety and health  inspections every year. I enjoy doing this work, because I feel that I  have gained knowledge and can communicate with anyone. From there I got the relationship. The point  I'm telling  you is that  I feel Happy and obliged to know what is and has been experienced.

Flight is indeed stressful if imagined, it only applies to people who don't like to take airplanes. My mother-in-law   said "  aren't you  tired of  taking a plane here and there?", yes obviously I replied  casually  "can't help but, because the Port I am in the aim must be achieved in a short time and it needs the help of a fleet  of aircraft".

I just hope for prayers of  salvation from anyone who knows. I don't care what people say that the plane is a danger or not.  I have already regarded  it as a means of helping to the intended  place.  It is like his language, "maybe it is dangerous, but Allah is the helper".

If I go on a business trip,  it is legally obligatory to bring a laptop and clothes that are not many.  Because it is very easy for work to be done anywhere. I also liked the Lenovo X201i laptop.  For me the  laptop is convenient for typing, writing and  other work.  Especially if it is supported by a fairly fast WiFi network.  The world felt in the grasp of the hand.

I want to show that   Juanda Airport Surabaya is really long and big. I'm tired when I get there. Must go to the predetermined door  .  For my son, the length of the airport doesn't matter, he can and really likes to run.

The airport has a huge story.   A place of farewell and a moment of  struggle towards a foreign place.

The airport is  also  a very much what I love  to write about, besides the train station of course.  Why is that?, because I really like a place that a lot of people.  Hey, wait a minute, do you guys think I don't like mosques?, no,  that's not it, if you think so, it's very wrong. I really like the mosque, even staying there for a long time.  It is quite soothing for the heart, especially when coupled with prayers and reading the  Quran there.

It's just that the  train station and airport are points 2 and 3 which are quite good for me. The idea of wandering around when there, let alone served with a glass of tea or coffee.  It adds calmness in pouring  ideas.

I'm sure, there must be  someone who agrees with me. I'm also sure some  disagree because of  different points  of view. It  doesn't matter.

Very clearly,   this I conveyed to document my own opinions in the written media.  The purpose is to let everyone know. Happy Greetings to all of us.

 **

Apa saja yang membuat saya suka menulis adalah sesuatu hal yang baik bagi saya. Hal ini salah satunya adalah perasaan yang senang dan atau gelisah.

Terpajang bayangan saya berada di bandara Juanda. Mengapa terpajang pandangan tersebut?, karena saya sangat sering ke bandara Juanda Surabaya. Tujuannya sedang melakukan apa?, jawabannya adalah tugas kedinasan dari perusahaan, melakukan inspeksi keselamatan dan Kesehatan kerja tiap tahunnya. Saya senang melakukan pekerjaan ini, sebab saya merasa bertambah ilmu dan dapat berkomunikasi dengan siapa saja. Dari sana saya mendapatkan relasi. Poin yang saya ceritakan ini adalah saya merasa Bahagia dan wajib membeitahukan apa yang sedang dan telah dialami.

Penerbangan memang menegangkan jika dibayangkan, itu hanya berlaku bagi orang yang tidak suka naik pesawat terbang. Ibu mertua saya sampai berkata “apakah kamu tidak bosan naik pesawat kesana dan kemari?”, ya jelas saya jawab dengan santai “mau tidak mau, sebab Pelabuhan yang saya tuju harus dicapai dalam waktu yang singkat dan itu perlu bantuan armada pesawat”.

Saya hanya berharap doa keselamatan dari siapapun yang mengenal. Saya tidak peduli apa kata orang bahwa pesawat itu bahaya ataukah tidak. Itu sudah saya anggap sebagai sarana penolong menuju tempat yang dituju. Ibarat bahasanya, “mungkin itu berbahaya, namun Allah adalah maha penolong”.

Jika saya melakukan perjalanan dinas, wajib hukumnya membawa laptop dan baju yang tidak banyak. Sebab itu sangat memudahkan pekerjaan dilakukan dimana saja. Saya juga menyukai laptop Lenovo X201i. Bagi saya laptop tersebut nyaman untuk mengetik, menulis dan pekerjaan lainnya. Apalagi jika didukung dengan jaringan WiFi yang cukup cepat. Dunia terasa di dalam genggaman tangan.

Saya ingin menunjukkan bahwa bandara Juanda Surabaya itu sungguh Panjang dan besar. Saya capek Ketika sampai di sana. Harus menuju pintu yang sudah ditetapkan. Bagi anak saya, panjangnya bandara tersebut tidak masalah, dia bisa dan sangat suka berlari.

Bandara memiliki cerita yang sangat banyak. Tempat perpisahan dan momen perjuangan menuju tempat rantau.

Bandara juga merupakan tempat yang sangat saya sukai untuk menulis, selain stasiun kereta tentunya. Mengapa demikian?, karena saya sangat suka tempat yang banyak orang. Hei, tunggu dulu, apakah kalian berpikir saya tidak suka masjid?, tidak, bukan begitu, jika anda beranggapan demikian, itu salah besar. Saya sangat suka masjid, bahkan berdiam lama disana. Itu cukup menenangkan hati, apalagi jika ditambah dengan sholat dan membaca Al Quran disana.

Hanya saja, stasiun kereta dan bandara merupakan poin 2 dan 3 yang cukup baik bagi saya. Ide berkeliaran Ketika disana, apalagi disuguhkan dengan segelas teh atau kopi. Itu menambah ketenangan dalam menuangkan ide.

Saya yakin, pasti ada yang setuju dengan saya. Saya juga yakin ada yang tidak setuju karena berbeda sudut pandang. Hal itu tidak masalah.

Sangat jelas, hal ini saya sampaikan untuk mendokumentasikan pendapat saya sendiri di media tulisan. Tujuannya agar semua orang tahu. Salam Bahagia untuk kita semua.

 *Wibi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potongan Kisah di Tiap Momen

Saya suka melihat foto yang saya ambil. Foto segelas kopi gula aren ini saya ambil waktu di cafe. Cafenya di area kantor. Yang punya bisnis adalah cucu perusahaan dimana saya bekerja. Jadi asyik saja gitu. Ingin ngopi yang seperti orang ya tinggal ke bawah saja. Membayar pakai uang digital di aplikasi. Aplikasinya milik perusahaan juga. Perusahaan saya ngasih uang makan per bulan di aplikasi itu. Jadi jika mau makan, tinggal buka aplikasi dan bayar, sama seperti QRIS. Metode bayar digital dari Indonesia. Jika saldo Rp 50.000, harga kopi Rp 20.000, saldo tersisa Rp 30.000. sangat sederhana. Sesi kepenulisan ini saya menikmati, posisinya di mall, sedang menunggu waktu tonton film. Film yang saya sukai rilisnya dan sequelnya. Mission Impossible tahun 2025. Bisa saja bagi saya nonton di web yang tidak berbayar alias gratis. Tapi kelamaan. Jadi bayar nonton di bioskop tidak masalah. Toh uang ada. Uang dari nabung maksudnya. Uang yang lebihan dan bisa dianggap sebagai uang letih atas bekerja...

Jangan Beli Crypto & Bitcoin, Tidak Ada Underlayingnya

Sabtu pagi ini memang cerah. Banyak orang berduit mengisi waktunya dengan rehat sejenak. Menikmati masa hidup dengen gelimang harta di sebuah instrumen investasi bernama saham. Namun di suatu waktu di masa depan, akan terjadi dimana dunia tidak memakai lagi yang bernama digital. Semua serba manual. Maka alat tukar yang masih bisa bertahan adalah emas.  Beruntung yang memiliki tabungan Dinar dan dirham. Kedua alat itu sah untuk alat tukar, sehingga beli barang apa saja bisa. Namun jika aset berupa digital, ini sangat susah. Jika terjadi sebuah trouble/masalah, maka aset akan hilang. Maka cara orang dulu dan ditambah dengan sabda Nabi sebagai dasar adalah sah untuk selalu diikuti.  Digital itu ada kaitannya dengan handphone, jika handphone hilang, kita lupa ingatan maka semua aset akan hilang, inilah yang dinamakan risiko besar. Jika beli emas, maka saudara kita tahu, istri tahu anak tahu, jika nauzubillah kita hilang ingatan, maka saudara bisa membantu untuk mengingatkan, menar...

Bertugas

(Suasana mau berangkat menuju bandara di subuh hari) (Suasana di bandara, proses melakukan pengecekan barang) Dasarnya jika kita berangkat kerja itu adalah ibadah, menunjukkan performa hebat profesionalisme, dan tujuan akhir perlu dikejar. Sebab kita tidak tahu namanya penilaian orang pada kita sendiri. Lebih baik tunjukan performa hebat saja tiap hari.  Tidak kalah penting juga adalah jika badan sedang tidak fit, maka antisipasi dengan minum obat. Istirahat yang cukup, maka semua akan aman saja. Jangan paksakan sesuatu pada badan jika tidak kuat. Badan adalah investasi. Pekerjaan dimanapun pasti ada hikmah. Pasti ada rejeki barokah diberikan Allah. Dan kita wajib mensyukuri itu. Jadilah orang cerdas yang berikan makna, bukan penderitaan pada sesama.  Saya yakin bahwa pelabuhan Ende nanti akan menemui rintangan besar karena faktor alam. Dan itu tidak bisa dipungkiri. Mempermak sebuah pelabuhan perlu perhitungan matang. Untuk situasi yang tidak menentu dari segi perekonomian ma...