Pagi begitu cerah, burungpun berkicau. Anak sudah bangun, langsung dimandikan. Harumlah jadinya badan itu.
Pagi yang cerah membuat saya dan siapapun tergugah. Pasti ucapkan Alhamdulillah. Tidak terdiam membisu. Cukup bersyukur dan berniat baik hendak lakukan apa saja.
Berhubung saya sudah mandi sebelum sholat subuh, dan anak sudah mandi juga. Ini poin plus. Poin kebahagiaan. Yang jelas buat saya senang.
Alhamdulillah sekali anak saya langsung berucap "pah lihat kereta api". Tambah senang saya. Sebab dia ajak di waktu setengah 6 pagi. Waktu yang pas, matahari juga sudah lepas baju, pertanda bumi bertambah panas perlahan. Tak lupa mengecup kening penduduk bumi.
Posisi saya sudah mandi, bersih, baju dan celana sudah disiapkan istri. Langsung saja saya berkata respon "ayooo."
Anak saya bawa. Tujuan pertama ke stasiun Surabaya Kota. Disana banyak kereta berdiam diri atau sedang menunggu teman kereta yang lain dari Jakarta atau Bandung.
Bukan beruntung yang diraih. Malah zonk. Tidak ada kereta yang lewat, palang pintu pun terdiam tak ada suara sirine. Saya bujuk anak untuk beralih tempat yang buat hati senang. Alhamdulillah dia mau. Saya bawa ke taman buatan peninggalan Bu Risma, mantan walikota Surabaya. Ada patung pesawat, sangat suka anak saya. Gaya anak kecilnya meronta-ronta tunjuk pesawat itu.
Saya pun lihat itu makin senang. Senang karena bisa ajak main anak sebelum ke kantor. Senang bisa hirup udara segar pagi kota Surabaya. Dan tambah senang lagi jika saya bisa sekolahkan anak saya hingga saya tak bisa hasilkan pendapatan lagi.
Wahai anak, papa akan selalu membantu cita-cita yang kau raih kelak. Entah kau mau jadi pengusaha, penulis, tentara, pilot dan atau menjadi ulama. Kami selalu ada untukmu.
Komentar
Posting Komentar