Jadi begini, kemarin saya menulis di kertas, enak juga ternyata jika di rutinkan. Serasa otak saya bermain-main dengan kata, dan semakin tertantang untuk membuat sejumlah kalimat. Harapannya menjadi sebuah artikel sederhana. Hal ini terinspirasi dari beberapa artikel yang dituliskan oleh beberapa pengarang kenamaan maupun yang belum kenamaan.
Maka saya coba dengan uploud gambar ini saja. Mungkin bisa menjadi inspirasi. Meja ini adalah meja kerja atasan saya. Bekerja di bidang keselamatan, kesehatan, keamanan dan lingkungan kerja membuat saya semakin terasah. Berbeda-beda atasan maka juga berbeda kisah. Sifat dan keinginan pun juga berbeda.
Dulu, tepatnya di tahun 2017, saya bekerja di bidang ini juga. Tempat kerjanya agak jauh dari pantauan, sebab di cabang tepatnya. setahun berjalan akhirnya saya pindah ke kantor pusat. Mungkin ini adalah jawaban dari Allah, kalau saya harus naik tanggungjawab, dan urus segala hal administrasi dan kontrol pekerjaan beberapa cabang. Yang diawasi adalah kegiatan wajib para cabang di departemen keselamatan, kesehatan, keamanan dan lingkungan kerja.
Sedangkan foto di atas adalah meja kerja saya sekarang, selepas 3 tahun 4 bulan di kantor pusat, akhirnya saya pindah lokasi kerja lagi. Merasa nyaman dan begitu enak. Suasana jelas baru, atasan juga bersifat lain dari yang sebelumnya, wajar kan beda manusia beda juga sifatnya. Saya merasa bahagia dengan sekarang. Mungkin karena pikiran yang positif akan mendatangkan berbagai ide dan rasa enak.
Meja kerja saya sekarang terasa adem, kadang membuat dingin sekali. Sebenarnya wajar jika saya bawa jaket tiap hari dari rumah, namun urung saya lakukan. Cukup hari tertentu saja untuk lawan rasa dingin, yaitu matikan saja AC nya.
**
Bagi saya, jika lihat foto, tempelkan saja di blog harian. Lumayan suatu saat akan kita baca dan simak foto tersebut. Tentunya dengan berratus-ratus deskripsi yang kita olah sendiri. Sebab sampai sekarang saya yakini bahwa menulis diary harian akan membuat bahagia. Jika ada rasa sesal, seketika itu juga rasa sesal akan hilang, karena tercantum jelas pada tulisan. Bedanya di blogger adalah-sifatnya sosial media, bisa dibaca siapa saja. Jika dulu beda, buku harian, dan sang penulis sendiri yang bisa baca, bahkan dulu itu buku harian di gembok pakai kunci. Tak ada yang bisa lihat. Jika ada yang baca, maka sudah jelas ada penyusup.
Kurang lebih gambar buku harian anak perempuan itu seperti ini, ada ragam warna, yang jelas isi tulisan juga berbeda dengan satu sama lain. Jujur, saya tidak punya benda itu, saya terlahir dan terkondisikan suka menulis di sosial media. via blogger, facebook, kertas lalu di cetak, bahkan instagram.
Kondisi msayarakat Indonesia itu sebenarnya suka menulis dan membaca, salah jika ada anggapan masyarakat Indonesia itu jarang menulis dan membaca, maka yang bersangkutan kurang luas dalam mendefinisikan. Menulis itu kan bisa di sosial media, tak hanya di kertas dan menjadi sebuah buku. Jika demikian, maka disebutlah suka menulis masy.Indoensia itu. Kemudian membaca, jangan salah, masy. Indonesia sangat banyak habiskan waktu membaca timeline story, tulisan yang hadir di berbagai artikel media mainstream, seperti facebook, intagram, path, dan lain hal.
Komentar
Posting Komentar