Alangkah lebih baiknya saya isi waktu istirahat dengan menghasilkan karya tulis. Karya ini saya namakan diary memory, sebab sangat sukanya saya dengan kegiatan tulis menulis ini. Selain menemani saya dikala sepi hal ini juga membuat saya tercengang atas apa yang pernah saya pikirkan. Tahukah kalian wahai pembaca Budiman?, pernah saya punya ide cerita seperti ini:
Alkisah di sebuah desa, ada seorang gadis, sedang mencari jodoh, ia rela keluar dari rumahnya dengan tidak bawa hijab. Rambutnya terurai dengan indahnya, kebetulan wajahnya berparas cantik. Hari pertama, lelaki hidung belang mengikutinya, ajak kenalan dengannya. Namun sang gadis tak mau, bukan level dia katanya. Hari kedua, ia pakai rok yang agak pendek, bertemu dengan banyak lelaki di pasar, sengaja ia tampilkan semburat dadanya yang sungguh aduhai. Bisa jadi yang tak bisa kendalikan diri, akan keluarkan air mani di dalam celana dalamnya. Bagi yang bisa tahan diri, ia akan putar kepala, cari pemandangan halal yaitu istri di rumahnya.
Hari kedua itu mungkin bagi sang gadis sangat berkesan, sebab banyak lelaki di pasar selalu memandanginya dengan seksama. Bisa diartikan, sang gadis itu berhasil sekali. Ada yang membuat ia terkesima, seorang lelaki sedang berjualan kelapa untuk air minum, didekatinya sang lelaki itu. Lelaki yang jual air kelapa itu kebetulan ingin sekali having seks, bukan dengan istrinya, karena ia belum punya istri memang. Sang gadis suka, sang lelaki penjual minum itu juga suka. Wajar, bertukarlah no whatsapp mereka. Pas hendak pulang, sang gadis dipanggil lagi leh sang lelaki itu. Tak berlama-lama, sang lelaki penjual minum kelapa itu ajukan permintaan dengan kalimat ini “bolehkah aku meminangmu, aku sungguh ingin berbuat seks denganmu saja, ditambah lagi aku inginkan pahala, sudah lama aku ingin mendapatkan istri, entah kenapa saat aku melihat paha dan buah dadamu, aku menjadi suka, dan langsung saja aku sampaikan hal ini to the point saja, bagaimana pendapatmu wahai gadis?, maaf aku tak mau berbasa-basi”
“Baik, datang saja ke rumah ku di alamat ini besok
hari, ajukan saja kemauanmu pada orangtuaku, aku janji selepas kau disambut baik
oleh orangtuaku, aku akan jadi istrimu yang baik dan memakai hijab Kembali”
“Oh itukah kemauan mu, namun aku tak habis pikir,
kenapa kau menjaring lelaki dengan berpakaian seksi seperti itu?”
“Jujur, aku sudah lelah dengan semua ini, aku tak bisa
berpikir jernih lagi ketika aku tidak didatangi oleh lelaki di desa ini, aku
curiga, kenapa laki-laki di desa ini tidak seperti kau, tidak bisa ucapkan yang
jelas maksud hatinya, ketahuilah aku suka lelaki yang to the point seperti kau,
jika suka paha, maka bilang suka paha pada seorang gadis yag disuka, bagi orang banyak, itu tidaklah sopan, tapi bagiku biasa saja, itulah kejujuran, yang salah adalah
di hati bilang suka, namun berujung malah memperkosa sang pujaan hati, sang pujaan hati tidak terima karena tidak suka dinodai”
“Ya, aku memang to the point, beginilah aku, lebih
baik mengutarakan dengan jelas tanpa basa-basi, ketimbang tak utarakan sampai
bertahun-tahun, sakitlah hatiku nanti”
Komentar
Posting Komentar