Langsung ke konten utama

Cerita Waktu di Tegal

Perjalanan saya kalo ini menuju Surabaya dari Tegal. Sehabis pulang perjalanan dinas, maka saya ingin kembali bermain dengan anak. Hari Minggu memang hari ceria. Maka tak lupa untuk habiskan waktu bersama keluarga.

Lihat saja hasil potret saya. Pakai kamera hape saja. Jika hal ini terus diceritakan maka insya Allah jadi sebuah catatan yang di masa depan dapat dibuka lagi. Sebab begitulah nyamannya zaman digital.

Ada beberapa foto yang saya jepret semasa di Tegal. Berikut fotonya:
Ini gambar sate Wendy's. Terkenal di Tegal. Begitu juga dengan teh poci, ceret terbuat dari tanah liat, dan cangkirnya juga begitu. Khas pedesaan. Sepuluh tusuk sate saya habiskan. Semua yang saya makan adalah gratis. Di traktir oleh perusahaan.

Kelak, jika ada uang lebih dan waktu luang, saya akan ke Tegal pakai kereta. Tapi bersama keluarga. Untuk ngajak keluarga makan sate kambing Wendy's. Sate kambing yang gak bau prengus. Ah enak sekali.

Ke Tegal sudah 3 kali saya berkunjung. Semuanya dalam rangka perjalanan dinas dan tugas audit bidang K3. Walau 6 jam 30 menit perjalanan menuju ke Tegal pakai kereta. Ya tak masalah, asal uang lelahnya ada, hotel dijamin, tiket kereta PP ditanggung perusahaan.

Dan saya waktu di hotel Tegal, sempat merekam apa yang ingin disampaikan, berikut link YouTube nya Cerita di Tegal. Hal itu kepikiran karena ada kewajiban bagi saya sendiri untuk mendokumentasikan. Rugi jika ada informasi yang hendak disampaikan tapi tidak dilakukan.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Menulis

Pada awalnya saya ingin menuliskan sesuatu yang membuat semua orang tertawa, tapi makin kesini tulisan saya mengikuti apa kata hati saya. Saya memiliki hati yang mau berbuat A, pasti tulisannya mengarah ke A juga. Tulisan terjadi dari sebuah proses bacaan dan pengalaman hati. Jika hati berkata B maka tulisan juga rasanya memiliki rasa B. Suatu saat saya akan bisa menyimak tulisan saya sendiri berdiri di kaki sendiri di blog saya sendiri. Justru malah hebat dibandingkan beberapa tahun lagi. Bahkan seabstrak mungkin pasti akan dimengerti orang banyak nanti. Semua ini perlu waktu, bahkan perlu ketelatenan. Menulis itu sangat susah bagi yang belum pernah mencoba. Bahkan jika ingin menulis di IPad yang justru kita jarang menamainya, hasilnya justru tidak baik. Sama halnya dengan bermain gitar, jika sudah membeli tapi jarang berlatih, itu tidak akan berhasil. Percuma membeli tapi tidak dipakai untuk belajar dan bahkan memegangnya saja tidak pernah. Itu sungguh kacau. Dunia ini as...

Menulis

Jujur saya bingung, tulisan apa yang dampaknya besar?. Boleh jadi tulisan yang sering diterbitkan dan disosialisasikan. Mungkin itu sudah jadi formula paten. Hanya saja belum banyak yang melakukannya. Padahal soal itu menjadi formula yang baik bagi calon penulis. Penulis yang sudah mapan dari segi apapun mengetahui bahwa menulis adalah caranya di kenal manusia banyak di permukaan bumi ini. Jika raga sudah tidak ada di bumi, maka hasil karya yang menjadi senjatanya. Bahkan dapat mengubah dunia dengan mempengaruhi orang lain. Saya awalnya bingung, hendak menjadi penulis abadi dengan juga menjadi pegawai swasta ataukah menjadikan profesi penulis sebagai hobi saja, yang dimana dapat duit maka itu sudah menjadi syukur yang tiada terkira. Memang betul, menulis itu dikembalikan lagi dengan alasan dasar. Alasan dasar itulah yang menjadi bekal bertahan. Jika alasan dasarnya tidak kuat, menjadi penulis itu seperti musiman saja. Jika ada mood maka melakukan. Jika tidak mood, maka sant...

Menilai Misteri Manusia

Tulis saja jangan ragu, tulis saja jangan pedulikan, jika konsisten maka akan menjadi sebuah tulisan dan sikap.  Saya bersyukur bisa menulis. Saya bersyukur punya iPad. Saya juga bersyukur bisa menebak apa kehendak keesokan hari saya ini. Mau ini dan itu asal bersabar dan ada usaha maka akan terkabulkan. Akan tunai hajat.  Dunia ini memang penuh emosi. Kehendak manusia beraneka ragam, sehingga membuat saya kadang bingung sendiri. Tapi tenang saja, saya tidak marah, yang saya takutkan adalah saya tidak melakukan apapun, yang dimana hanya bisa duduk saja. Jauhkan bala melakukan hal tiada manfaat itu. Soal tiada manfaat, teringat pula dengan sosok manusia yang pernah berkenalan dengan saya. Panggil saja dia X, kelakuannya mungkin sudah berubah saat ini karena sudah bekerja dia itu. Jika dulu, ya salam, sungguh tidak pas untuk ditiru. Paling banyak omong ya dia, paling sering buat jengkel ya dia. Goblok akademik ya dia juga. Persis sekali dengan manusia yang tidak diharapkan ada. ...